Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

.::Slideshow For J.Filkins::.

Sabtu, 25 Desember 2010

Love Story

Setiap Manusia Pasti memiliki rasa suka, cinta, dan sayang. Dan saya salah satu manusia, jadi pasti saya memiliki rasa suka, cinta, dan sayang. Di sini, saya akan menceritakan sejarah cinta saya. . .

Cinta Pertama di Te Ka

Mungkin ini tidak bisa di sebut cinta karena di masa ini sy masih kecil dan tidak tahu apa2 tentang cinta sebenarnya (true love) hha. Tapi, biarlah di sini saya menggunakan kata ‘cinta’ karena saya lebih suka mengetik cinta dari pada suka. Oke, sy merasakan cinta pertama di teka Al-markaz. Cinta pertama saya bernama Calista. Mungkin sedikit tentang calista sudah saya ceritakan di entri sy yg berjudul ‘abaut mie. . .’. Calista adalah orang yg sangat cantik, putih, tinggi, dan baik hati. Sayangnya sy tidak mempunyai pengalaman menarik bersamanya, yang ada hanya sy membuat perkelahian pertama di hidup saya. Entah siapa nama lawanku, entah bagaimana kuatnya lawanku, entah saya kalah ato menang yang penting Calista tau bahwa saya menyukainya, hha. Saya baru bisa merasakan bersampingan dengan Calista saat saya sudah lulus dari kelas 0 besar. Di saat itu, saya berpamitan, berjebat tangan, berfoto bersama, dan akhirnya kami berpisah. Sampai sekarang saya tidak tau di mana keberadaan ia sekarang. Kuharap dia baik-baik saja, hhe.

Pacar pertama di eS De

Setelah lulus dari Al-Markaz, saya bersekolah di eS De Sudirman III (disebut tiga). Cinta kedua saya, ku temukan di eS De ini, ia bernama Nurfitriani biasa dipanggil Fitri, sayangnya saya tidak berpacaran dengannya. Fitri ini orangnya putih dan pintar. Entahlah apakah dia tau bahwa saya menyukainya ketika eS De ato tidak. Terakhir saya bertemu dengannya lagi, ketika saya mendaftar sekolah di MAN 2 Makassar. Secara tidak sengaja saya melihatnya mendaftar, dan saya bertanya-tanya apakah benar ni cinta kedua saya ? Tanpa malu saya mendekatinya, dia melihatku, kami saling menatap selama 5 detik, kemudian saya bertanya “Fitri ?” Dia menjawab “Iya, ini faisal kah ?” Kemudian ku jawab kembali “iya, sama siapako ?”.
Kami bercakap-cakap di sana, walau ibunya ada dibelakang, saya tidak peduli. Saat percakapn mulai selesai, tanpa pamrih, saya meminta nomer hapenya, niatnya sih ingin Pe De Ka Te dengan cara telponan, tapi sayangnya, dia tidak memiliki nomer GSM yang ada cma CDMA lebih tepatnya FLEXI. Tapi biarlah, SMSan pun tidak apa-apa.
Oh iya, pacar pertamaku ku temukan di masa eSDe ku, namanya Dewi. Sayangnya dia bukan teman sekolahku, dia teman mengajiku. Memang sih, saat pertama kali masuk TPA Lailatul Qadri dan pertama kali ku melihatnya, memang ada rasa-rasa sedikit, tapi tetap saya cuek. Tetapi, setelah beberapa bulan saya mengaji di TPA itu, saya semakin dekat dengannya. Dan akhirnya pada saat saya kelas 6 eSDe, kami jadian. Kami jadian bukan karena saya menyet kepadanya, tetapi si Dewi-lah yang berkata kepada teman baikku, bahwa si Dewi menyukaiku, wow! Akhirnya teman baikku mengatakan hal itu kepadaku, dan si Dewi sedang menungguku diluar. Dan akupun keluar untuk menemuinya dan bertanya “betul klo kw suka ka’ ?” jawabnya “iya, betul” dan akupun menjawab “sebenarnya, memang saya sukako dari dulu, tapi malu-maluka, hhe”.

Beberapa minggu kemudian satelah saya jadian sama Dewi, saya mempunyai pacar baru lagi, bernama Usi. Cara jadianku dengan Usi sama dengan cara jadianku dengan Dewi. Tetapi, pacaran ini tidak terlalu kunikmati, karena saat saya lulus eSDe, saya melanjutkan sekolah di Pesantren Hidayatullah Malang. Dan kami pun tidak pernah bertemu, dan tidak pernah berhubungan (lost contact).

Cinta jarak jauh di eSeMPe

Cwe yang saya cintai pada saat SMP bernama Lia, cwe yang manis berjilbab dan enak di ajak ngobrol. Lia SMP di Al Izza Malang sedangkan saya SMP di Ar Rohmah Malang, jadi kami sama-sama pesantren. Saya pertama kali kenal dengan Lia pada saat kelas 3 SMP. Pada saat itu, semua kelas 3 pergi ke suatu tempat yang jauh untuk menghafal Al Qur’an, ceramah bhs Inggris dan Arab, dll. Tapu, kesempatan ini ku ambil untuk jalan-jalan di depan Al Izza dengan alas an mau beli makanan, secara sengaja , seseorang anak Al Izzah melempar sebuah kertas berisi sesuatu, tapi gwe cuek aja, sok-sok gk ngeliat gitu. Hal ini ku ceritakan ke teman-temanku, dan saya dan temanku di suruh untuk mengambil surat itu. Setelah berhasil di ambil, kami bersama-sama membaca surat tersebut yang berisi “kapan pulang ? bilang S kalo sabtu, bilang M klo minggu. Syukron”. Kami akhirnya berteriak bersama menjawab S yang artinya sabtu bukan minggu. Beberapa hari kemudian, kami pulang kembali ke penjara suci (Ar Rohmah), tapi, saya melempar surat ke dalam Al Izzah yang berisi nomor HPku dan teman-temanku yang memiliki HP pada saat itu. Sayangnya, HP kami tidak langsung di hubungi. Pada saat wisuda kelas 3 kami semua lulus UAN dan pada saat itulah HP saya di hubungi oleh seorang anak Al Izzah bernama Lia. Kami ngobrol tidak terlalu lama tetapi lumayan asik, setelah itu kami smsan. Ketika tiba Makassar, saya mencari calon sekolah yang akan kutempati. Di sela-sela mencari calon sekolah, saya tlponan dengan Lia dan anak Al Izzah lainnya yang mengetahui nomor HPku. Hubungan ini berkahir ketika kami mulai bersekolah. Saya sekolah di SMANSA (pare) dan Lia bersekolah di MAN 3 malang (klo ndak salah). Nih fotonya Lia


Cinta yang cacad SMA part 1

Seperti yang tertulis di atas (bukan yang ‘Cinta di SMA part 1’), saya bersekolah di SMA Negeri 1 Parepare. Di sana saya Cuma belajar selama 1 tahun atau 12 bulan lebih. Di SMANSA pare, saya duduk dan belajar di X5 ato biasa disingkat Seplisa (Sepuluh Lima Of Smansa). Tapi, orang yang kusuka di SMANSA bukan di X5, tetapi di X4. Tidak lain dia bernama Su-ci-War-da-ni. Orangnya itu, putih, ndak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, rambutnya agak kriting sedikit, pendiam, dan suka tersenyum. Pertama ketemu sih, biasa-biasa saja, tapi, ada sifat yang membuat saya mulai menyukainya (wesss), yaitu karena dia pendiam. Klo perjuangan untuk mendapatkannya sih agak susah, karena dia katanya ndak mau pacaran. Jadi, saya mulai berfikir mungkin percuma untuk mendekatinya. Satu lagi factor yang membuat saya susah mendapatkannya, yaitu karena HaPenya di pegang oleh mace, ibu, bunda, mamanya. Betapa malunya saya waktu menelponnya, hha. Jadi, cerita antara saya dan dia tidak terlalu panjang karena factor di atas. Nih foto Suci Wardani